February 26, 2011

Home Schooling Kian Diminati Di Malang



MALANG POS
Selasa, 22 Februari 2011 14:47
MALANG- Model pendidikan sekolah rumah atau home schooling mungkin belum begitu diminati oleh masyarakat di Kota Malang. Namun keberadaan home schooling ternyata amat dibutuhkan bagi kalangan tertentu. Satu-satunya home schooling di Malang adalah Sekolah Dolan yang ada di kawasan Vila Bukit Tidar Kota Malang. Sejak berdiri pada 2005 lalu, jumlah siswanya terus meningkat.
“Saat ini untuk Kota Malang saja siswa kami sekitar 35 siswa, mulai dari jenjang TK hingga SMA,” ungkap Pemilik Home Schooling Sekolah Dolan, Lukman Hakim kepada Malang Post.
Sekolah Dolan ini awalnya didirkan oleh alumnus Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (UM) ini karena kebutuhannya sendiri. Anaknya yang saat itu akan masuk TK merasa tidak cocok dengan sistem pendidikan nasional yang dianggap memberatkan siswa. Karena itulah ia memberanikan diri mengajukan izin ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang. Berbekal panduan dari komunitas Home Schooling Jakarta yang dipimpin Kak Seto, Sekolah Dolan pun dibuka dengan siswa kala itu hanya 3-4 orang saja.
“Kami selalu berkomunikasi dengan komunitas home schooling di Jakarta, bahkan untuk ujian nasional bagi siswa juga dilakukan bekerjasama dengan komunitas ini,” bebernya.
Sekolah rumah ini, lanjutnya, merupakan jawaban bagi anak-anak usia belajar yang merasa tertekan dengan sistem pendidikan formal saat ini atau merasa tidak terpenuhi hak-haknya untuk belajar dengan suasana lebih ramah dengan anak. Beban pendidikan di sekolah formal seringkali membuat siswa kehilangan haknya untuk mengembangkan potensinya. Namun bukan berarti yang bersekolah di sini adalah anak-anak yang kurang mampu baik akademik maupun finansial. Sebab siswa homes chooling banyak yang memiliki potensi terutama non akademisnya. Ada siswa yang asyik dengan dunia modeling sehingga tidak mungkin mengikuti jam belajar di sekolah, ada pula yang hobi dengan IT dan bahkan sudah bekerja di bidangnya. Ada pula yang merasa tidak betah di sekolah negeri favorit karena tidak nyaman dengan lingkungannya.
“Ada beberapa siswa kami yang merupakan anak pengusaha besar, dia sudah asyik dengan bisnis ayahnya sehingga tak bisa diatur dengan jam sekolah,” jelasnya.
Saat ini ada dua siswa Sekolah Dolan yang gagal menyelesaikan beasiswa di luar negeri karena homesick. Mereka ternyata lebih memilih menyelesaikan studi di home schooling. Bahkan di ibu kota Jakarta tak sedikit anak-anak artis yang disekolahkan dengan model home schooling ini.
Salah satu siswa yang ditemui Malang Post kemarin bernama Arya Krisna Mukti, yang mengaku memilih pendidikan home schooling karena ingin mengoptimalkan potensinya. Kegemarannya dengan IT selama ini belum bisa disalurkan dengan maksimal di bangku sekolah. Tak hanya itu, model pendidikan home schooling menurutnya sangat pas dengan kondisi keluarganya yang selalu pindah tugas karena sang ayah bekerja di Bulog.
“Saya seringkali harus mengulang kelas karena tidak bisa tuntas belajar di sekolah karena harus pindah, saya bersyukur karena sekarang sudah mau ikut ujian SMA,” bebernya.
Ujian yang diikuti siswa home schooling ini akan dilaksanakan pada Juni mendatang. Materi ujiannya didatangkan langsung dari Jakarta dan ujian dilaksanakan secara online dengan pantauan melalui CCTV. Pemantaunya berada di Jakarta untuk melihat apakah siswa tidak dibantu selama mengikuti ujian ini. (oci/han)