December 2, 2011

Kebimbangan saat Homeschooling

Moga bermanfaat..

Mulai maraknya Hs di tahun 2006 hingga 2007 menarik perhatian saya..
yang terus terang tidak puas dengan apa yang terjadi dalam dunia pendidikan di Negeri ini.
Bagaimana mungkin anak SD ditentukan kelulusannya hanya dengan 3 Bid studi
sementara bid. yg lain yg juga diajarkan tidak berpengaruh sama sekali saat
kelulusan. (waktu itu)
Belum lagi pelaksanaan UN sendiri yg sering masih tidak sesuai ... dengan hati
Pengalaman pribadi yg bekerja dengan tidak mengandalkan ijasah akhirnya
mendorong saya untuk membuat apa yang bisa sy buat.
Anak ke 2 kami mulai mengginjak usia Tk.., sementara kami kurang cocok dengan model Tk disekitar kami, akhirnya kami buat Tk sesuai dengan keinginan kami bersama beberapa teman-teman.
Segala keperluan kita buat simpel dan murah... dan kardus bekas menjadi hal yg sangat penting bagi media yg kita buat.
2 tahun nyaman anak kami bisa menikmati sekolah yg kita inginkan...
KEGELISAHAN pun timbul saat menginjak usia SD.. karena tidak mungkin saya buat SD yg tentunya gak semudah kayak buat TK.
Maka pada th 2006 sebuah buku Ummy yang diberikan oleh seorang sahabat baik kami, mulailah kami belajar apa itu belajar mandiri (belajar dirumah) ternyata pada artikel tersebut ada kisah Keluarga Vanda, Neno warisman dll.

Kamipun bingung harus bagaimana., karena saat itu tidak seperti sekarang yg tinggal buka Google dengan kata kunci sekolah rumah / Hs maka akan muncul banyak sekali informasi.
Saat itu hanya dengan keyakinan dan kemantapan hati.. bahwa saya harus lakukan yang terbaik bagi anak kami, maka dengan membuat proposal alakadarnya mungkin bisa juga disebut portofolio dan dilengkapi dengan beberapa kliping tentang Hs, maka saya menghadap ke Kepala Dinas Kota Malang.
Pertemuan tidak berjalan mulus tentunya, kami harus sabar menunggu dan ditolak oleh beberapa staf dibawahnya.
Hingga pada suatu saat Sms kamipun dibalas untuk bisa bertemu langsung dengan beliau.
Pertemuan yang tidak terlalu lama sekitar 15 menit (krn kesibukan Beliau) sudah cukup melegakan kami untuk melangkah..
Beliau hanya bilang " lakukan yg yakin Anda lakukan.. dan ini merupakan hal baru di Kota Malang, demi pendidikan anak sy harus bisa bantu, dan bila ada staf saya yang mempersulit.. tinggal sms saya...! " ini penyampaian lisan yang sungguh menjadi semangat kami.

Saya tidak mengenal Model School At Home, Cm, Unschooling dll. karena dunia internet saat itu masih belum merupakan bagian yang sering kami manfaatkan, meski untuk urusan kerja sdh saya manfaatkan sejak th 1994.
Kami jalan yang kami bisa... dan karena yg kami tahu setiap perjalanan pendidikan anak usia sekolah harus diketahui oleh Dinas Setempat, maka saat kami tanya kita harus lapor ke mana pak.. ?.. Kepala Dinaspun masih bingung masuk di bagian mana ? apa Pend Dasar (sebagaimana anak Formal) atau kesetaraan.

Yang terpenting bagi saya saat itu setiap yang kami lakukan dan berhubungan dengan perkembangan kegiatan belajar anak kami, baik saat ikut seminar di Jakarta atau di kota lain kami selalu laporkan pada Pak Kepala Dinas via SMS, dan gak terlalu berharap untuk dijawab atau dikomentari... dapat jawaban Okey / Bagus aja sudah membuat semangat kami bertambah.
Hingga pada saat launching HSKS dan peluncuran mobil berjalan Asahpena.. sy dikenalkan oleh mbak Ermalen derwita, Mas Aar dan Lala, Mbak Yanti, B yayah .. pertemuan yang sekejap saja cukup melegakan kami yang harus berangkat dan pulang Malang-jakarta dengan bis seadanya...(he he he ) Ingat .. kata Mbak lala waktu itu... wah maua jagain lumpur lapindo ya kok cepat-cepat balik ke Jawa Timur...!!!
Hingga kelas 3 kami terus konsisten dengan Hs kami meski menjadi bahan omongan tetangga dan keluarga besar kami... yg meragukan kegiatan kami..
Banyak teman kami di Malang juga akhirnya memilih sekolah formal saat usia menginjak SD.. , inipun tidak salah.. karena dalam pilihan ini perlu juga konsistensi akan hal yang telah diputuskan.

Kebimbangan akan muncul saat anda hanya ikut-ikutan Eforia..
Namun Kebimbangan akan bisa Anda lewati bila keputusan yang Anda buat merupakan keputusan Keluarga yang tentunya harus saling supoort antara Istri dan Suami serta kenyamanan anak kita dalam melakukannya.
Salam Dahsyat semoga sedikit bisa menambah semangat Anda..!!!

November 30, 2011

Unschooling bersama Keluarga Yudi Ariyanto



Apa sih UNSCHOOLING itu... ?

Uschooling itu adalah suatu cara... dan dalam homeschooling itu ada kutub yang berbeda (ekstrim), ada School At Home (sekolah di rumah) yg terstruktur banget dalam hs nya... dan ada di kutub yg lain ada Uschooling yang tidak butuh Kurikulum, tutor dan membiarkan anak belajar apa yang ia inginkan.., anak tidak diarahkan belajar apa anak silahkan memilih belajar apa yang dia inginkan..
diantara 2 kutub ini ada banyak metode seperti Unit studi, CM dll.

Mulai Usia berapa dan bagaimana sih caranya ?

Gerakan membiarkan anak berkembang sebagaimana manusia normal diusia tertentu anak ingin bermain biarkan dia bermain.. sampai usia 15 th dia masih suka main biarkan ia bermain tidak masalah bagi kami , yang utama bagaimana kita menjadi Roler model bagi sianak, ketika sianak melihat model orang dewasa dia kana melihat dunia orang dewasa itu berbeda dengan dunia anak-anak, sebagai contoh saya sebagai insinyur ..anak saya bertanya bagaimana seorang insinyur itu bekerja..., demikian pula saat dia lihat Ibunya yg seorang Dokter... dia juga akan tanya... bagaimana seorang dokter bekerja,maka saat itulah dia akan timbul ketertarikannya pada dunia orang dewasa, misalnya anak ingin menjadi Dokter biarkan dia mencari caranya menjadi dokter, bila dia tertarik untuk sebagai Programer biarkan dia belajar untuk mencari bagaimana menjadi Programer yg harus belajar bahasa program dll.
Misalnya Saya ingin jadi seorang kameramen... Orang tua tidak tahu... maka kita sama-sama belajar dan disini orangbtua hanya memfasilitasi saja bahkan mungkin juga bisa belajar bersama, karena dalam Unschooling Orang Tua harus tidak menjadi yang paling tahu namun bagaimana membiarkan anak kita tertarik pada suatu hal dan dia berusaha mencari tahu sendiri.. dan kita mengawal atau menjadi teman belajar bagi dirinya


Apakah Anda tidak mengatur atau mengarahkan Anak Anda ?

Dalam ketertarikan anak saya pada suatu hal kita hanya menunjukan jalan yang harus dia pelajari...dan kita tidak menyampaikan semua profesi adalah baik... profesi Dokter itu Baik, Programer itu juga baik, Insinyur juga baik... dan biarkan dia menilai sendiri apakah profesi yang dia ingin ketahui itu baik menurut dia, biar dia mencari tahu sendiri.

Bagaimana Anda menjawab pertanyaan masyarakat.. " Wah Bapaknya Insinyur Ibunya Dokter... kok anaknya gak sekolah ini bagaimana ?

Menurut pandangan saya Homeschooling itu bukan gagah-gagahan.., ada juga karena lebih pada kondisi dimana pemerintah tidak bisa melakukan pelayanan pada sebuah keluarga.
Sebagai contoh.. keluarga kami.. anak saya pertama Desklesia, saat itu dilingkungan saya tidak ada sekolah yang bisa menampung anak saya, artinya bila dipaksakan sekolah di situ pasti tidak optimal dan cenderung mengganggu yang lain, karena sekolah adalah dalam tanda kutip untuk anak yg normal atau rata-rata, sedang anak saya tidak.
maka kami mencari alternatif.. karena anak saya termasuk ABK dan saat itu dilingkungan saya jg tidak ada sekolah inklusi, maka saya mengambil tanggung jawab pendidikan anak saya.
Bila kkta di tanya di Akhirat.. tentang pendidikan anak.. tidak mungkin gurunya atau masyarakat.. namun orang tuanyalah yang bertanggung jawab
Ketika ada orang yang tanya..mengapa kok tidak sekolah ? maka saya menjawab bukan karena gagah-gagahan, tapi saya menjawab "saya mengambil tangggung jawab pendidikan anak saya karena di lngkungan tidak ada yg bisa melayaninya "
dengan begitu mereka mengerti..

Ke P Lukman yang sebagai ketua Asahpena Malang.. menurut Anda bagaimana tentang Unschooling itu sendiri ?

Saya menghargai.. suatu keluarga yang mengambil keputusan yang terbaik pada anak-anaknya... , karena Keluarga adalah yang paling tahu tentang kebutuhannya, meski pemerintah sudah ada kebijakan tentang jalur pendidikan diluar Formal, seperti jalur non formal di Kursus, PKBM, SKB dll. ada juga jalur In formal seperti anak-anak Hs ini harusnya bisa memberikan pelayanan yang lebih baik, dan bisa mencari tahu kebutuhan apa yang harus mendapatkan perhatian dan pelayanan, bukan malah mengatur untuk mempersulit mereka.., kareana kebijakan yang ada kadang masih belum menyentuh hal-hal yang esessial bagi kegiatan mereka ini.
Asahpena sebagai salah satu asosiasi mencoba menjadi mediator antara pelaku Hs dan sekolah alternatif..ke DIKNAS akan terus berupaya menyuarakan dan menyampaikan beberapa hal penting yang mungkin menjadi hambatan bagi mereka, memang masih kecil yang kita lakukan.. namun beberapa hal penting yang berhubungan dengan kecemasan tentang legalitas Hs terus kita upayakan dan perjuangkan.
Untuk anak-anak Unschooling pun bila suatu saat mereka ternyata butuh legalitas.. juga kita siap bantu, atau minimal memberikan arahan yang bisa mereka lakukan sesuai dengan aturan yang ada.


Untuk anak P Yudi yang ke 2,3 dan 4 kok juga unschooling mengapa demikian ?

Unschooling itu gaya Hidup Mas .., awalnya memang karena keterpaksaan..tapi ternyata itu enak..., gak pakai mahal, murah... gak ada antar anak ke sekolah, seragam dll.
dan nanti bila ingin ijasah.. ya tinggal datang saja ke mitra sekolah untuk daftar dan ikut ujian. itu kalau ternyata belakangan dia ingin berprofesi sebagai dokter dsb.

Bagaimana dengan kesibukan Bapak sebagai seorang Insinyur dan Ibu sebagai seorang Dokter untuk anak-anak Unschooling ini ?

Jangan bayangkan anak Homeschooling atau Unschooling itu kita akan ribet banget ya..., yang penting bagaiman menumbuhkan mereka menjadi pembelajar mandiri, orang tua hanya simpel saja.. menjadi orang yg baik dan menyediakan kebutuhan yg dibutuhkan si anak, dan tidak perlu sekolah menjadi orang tua homeschooling...??? yang dibutuhkan hanya menjadi model bagi si anak.

Terus bagaimana kedala yang sering dihadapi bagi orang tua Unschooling ?

Kecenderungan orang tua adalah mengajari anaknya..., orang tua cenderung mengatur anaknya, mendekte anaknya bahkan untuk urusan jodohpun diatur..jadi kendala kita adalah bagaimana mengerem kita atau menahan supaya kita tidak mengajari anak kita, namun lebih sebagai teman bermain atau teman belajar.
kendala lain... adalah saat ank saya belum bisa baca jingga usia 8,5 th.. kakek dan tetangga bingung .. sementara saya yakin pada saatnya dia akan bisa baca dengan sendirinya, demikian juga saat dia bisa bahasa inggris dan bahasa pemograman... dan saya yakin anak itu punya kemampuan untuk belajar dan dia akan bisa dengan sendirinya, saya percaya dan yakin bila kita memberikan ruang, kebebasan dan fasilitas pada anak kita Insya Alalah dia akan bisa dengan sendirinya.
kita juga harus siap dgn omongan-omongan kanan kiri kadang gak enak juga.. anaknya kok belum bisa baca..dsb.. ? maka keluarga Hs atau unschooling harus siap menerima pertanyaan seperti itu.

Bagaimana Sisi sosialisasi anak-anak Unschooling atau Hs menurut P Lukman ?

Banyak pandangan pengamat yang belum tahu Hs terjebak oleh kata-kata "Home" seakan tempat belajar kita hanya di rumah saja... sehingga terkungkung tidak memiliki teman,
ini pandangan yg salah.. karena anak hs itu bisa sosialisasi di TPQ, klub menggambar,
robotik dan tempat lain yang dia bisa pilih... dan kebanyakan anak-anak Hs banyak kesempatan berteman dengan usia yg berbeda..karena bagi kita keluarga hs dimanapun kita bisa belajar.., dimanapun kita bisa bersosialisasi.., kemarin kita ketemu dengan anggota pasukan PBB yg baru pulang dari libanon kita berkenalan. ketemu banyak orang di kereta api kita juga bisa berkenalan dan ini juga bagian dari sosialisasi.

Bagaimana Anda menjadi contoh bagi anak Anda ?

Kita berlaku normal saja... seorang ayah bisa juga salah.., seorang ayah juga bisa berlaku baik.., kadang juga bisa marah... dan yang penting model orang tua bagi anak kita kita selayaknya manusia normal yang bila salah ya harus minta maaf.., dan kita bukan menjadi orang tua yang sok tahu segalanya... dan bisa marah juga bila anak kita perlu kita marahi karena mungkin melanggar aturan yg sdh kita sepakati.
dengan menjadi model bagi anak Insya Allah kita akan berusaha menjadi orang tua yang baik. jangan sampai ada kesan saat kita menyekolahkan anak kita ke suatu Sekolah maka tugas kita sudah selesai, misalnya di sekolah yang bagus ajaran agamanya..anak kita tidak mungkin melakukan ajaran agama tersebut dengan baik bila orang tuanya juga tidak menjadi model yang baik sesuai ajaran agama tersebut.

Pernah tidak anak P Yudi Ingin sekolah ?

Pernah.. ketika anak saya menanyakan itu saya menjawab. mau tidak kamu belajar yang diatur... pagi belejar matematika..., lagi asyik-asyiknya tiba-tiba suruh berhenti belajar bahasa.. kemudian kerjakan tugas pelajarran yang tidak kamu suka...dan banyak lagi yang lain... maka dia pilih yang bebas yang dia inginkan.. dan saya percaya anak saya akan menjadi hebat bila dia ingin belajar apa yang ia suka bulan kerena belajar pelajaran yang dipaksakan.

P Lukman Bagaimana Anda menyikapi hal Ini ?

Saya rasa sah saja... karena ini adalah keputusan keluarga P Yudi yang punya kosep yang Beliau yakini dan ini harusnya menjadi perhatian bagi pemerintah.. bahwa harus ada solusi yang cerdas untuk bisa menjadi payung, sehingga pendidikan di luar sekolah ini biasa lebih mendapatkan perhatian an apresiasi yang lebih lagi.. dan semoga anak-anak yang saat sekarang banyak memerlukan perhatian khusus artinya beberapa diantara mereka tiadak merasa nyaman lagi di sekolahnya bisa mendapatkan Sekolah alternatif yang bisa mengoptimalkan mereka minimal bia menjadi patner bagi mereka dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan.

Lakukan yang Anda bisa lakukan..!! dan yakini apa yang Anda yakini...!!
Bila Anda bisa menjadi Model yanh baik bagi anak-anak Anda maka itu suatu langkah awal dalam menghantarkan anak-anak menjadi orang yang berguan kelak...!!
Salam Dahsyat

( Hasil bincang-bincang di ATV/KOMPAS TV tentang Unschooling dengan Keluarga Yudi Ariyanto dan Lukman Hakim )
Tempat : Cafe Vila Alamanda hotel Agrowisata Batu
Batu 30 November 2011
rencana tayang di Kota Malang hari Rabu tgl. 7 Desember 2011

ASAHPENA apa kiprahmu..?




Asahpena .. oh ..
Mungkin bila ada yang belum tahu apa itu ASAHPENA...
Asahpena = Asosiasi sekolah rumah dan pendidikan alternatif Indonesia yang pada tahun 2007 melakukan kesepakatan kerjasama dgn keluarlah MOU bersama dengan DIRJEN PLS pada tanggal 10 Januari 2007 bernomor 02/E/TR/2007 dan 001/1/DK/AP/07 maka dengan berbekal MOU itu terbentuklah beberapa DPW Asahpena di berbagai daerah.., ada di Kalimantan, Jawa Timur Hingga jawa Barat hingga Sumatra.
Terbentuknya Asahpena ini juga banyak cerita yang bisa diungkapkan.. mulai dari terbentuk dari sekelompok pembelajar mandiri di suatu kota yang menjadikan Asosiasi ini sebagai jembatan untuk pengurusan kegiatannya ke DINAS, ada juga terbentuk karena Kebijakan pimpinan daerah untuk memfasilitasi anak-anak jalanan (Anjal) seperti di Balik Papan,keluarga wiraswasta yg melayani kebutuhan di lungkungannya, ada juga yg melayani anak-anak nelayan dan banyak lagi yang lain...
Namun diantaranya ada juga yang hanya cuman launching.. namun setelahnya tidak ada kabarnya lagi.. karena mungkin masing-masing pengurusnya sudah repot dengan kegiatannya sendiri-sendiri... ya lumrah saja karena ini hanyalah sebuah Asosiasi yang tidak ada dana.. dan malah pengurusnya yg harus merogoh kantongnya untuk mengadakan pertemuan atau sekedar Audensi dengan beberapa pemilik kebijakan.
Terus... diantara puluhan itu ada yang terus bergulir berbuat sesuatu...? tentu aja ada....!! Contoh...: kegiatan edukasi pada masyarakat sekitar Malang pada beberapa Radio lokal dan telivisi..., ada juga kegiatan Pendampingan pembuatan kurikulum yg inovatif pada Sekolah dolan dan beberapa PKBM di kota Malang oleh PUSKUR dan DINAS pada tahun 2008-2009,ada jg anggota Asosiasi ini yg bisa membuktikan menjadi juara PKBM Nasional, pada tahun 2010 kawan kawan Asahpena Tangsel memelopori kegiatan Ujian Online dengan melayani seorang anak Hs dari Abudabi dan ini akhirnya yang menjadi cikal bakal UNSR yang dilaksanakan serentak di berbagai Kota Yogja, Malang dan Tangerang Selatan.
Pada perjalanannya... beberapa Pengurus Asahpenapun keluar masuk. atau berganti dan melakukan penyegaran...(wajarlah sebagai suatu Organisasi)..
Mungkin ada yang berharap lebih dari Asosiasi ini.untk mendapatkan sesuatu, atau tidak lagi sevisi dengan kegiatan yang dilakukan mulai kabur dan tidak menganggap suatu yg penting. he he .. biasa saja lah... ( hingga ada telepon kok ada yang pada ribut dengan ASAHPENA wong pengurusnya aja ada yg mengganggap gak penting...?????)
Beberapa kebijakan pemerintah yang lebih mengatur pelaksanaan kegiatan belajar mandiri... mulai diterbitkan... , dan hal ini tak luput dari perhatian Asahpena.. dan kitapun tidak diam kita coba mempertanyakan dan memberikan beberapa masukan sebagai langkah untuk mengawal kebijakan tsb. untuk berfihak pada pembelajar mandiri...!!
Namun mulai dari Syarat IQ, Akselerasi hingga batasan umur dll. semuanya tidaklah mudah untuk diselesaikan dan di negoisasikan.. dan mungkin butuh waktu ...
Perjalanan ASAHPENA yang penulis lakukan di Kota Malang juga pasang surut... diawali dari pelantikan tahun 2007 .. hanya beberapa orang saja yang terus beraktifitas... karena Insya Allah banyak yang pada sibuk... dengan kegiatannya masing-masing.
namun karena kami tetap konsisten dengan anak-anak yang HS maka beberapa kegiatan sosialisasi di berbagai media tetap kita lakukan.., meski tidak rutin.. namun ini adalah sebagai bentuk ingin mendapatkan pengakuan dari masyarakat yang banyak mempertanyakan bahkan mencibir kita.
Seiring dengan waktu... kami terus berhubungan dengan Asahpena wilayah lain yang terus berinovasi dan berbuat.. maka mulailah beberapa media meliput kami Asahpena dan sekaligus Sekolah Dolan sebagai aplikasi dari Sekolah Alternatif dibawah Asosiasi tsb. Koran lokal seperti Koran Pendidikan, Malang Pos hingga Jawa Pos dan beberpa Majalah pendidikan Jakarta menjadikan topik berita..., gak kalah dengan koran media TV lokal seperti JTV,DHarma TV, ATV, Malang TV, CRTV dan NDTV hingga TV nasional KOMPAS TV dan METRO TV pun mengundang kita untuk sekedar Talkshow dll.
Asahpena pun juga sudah membantu beberapa anak-anak yang sudah kuliah di berbagai PTN dan PTS... karena berkat MOU tsb. kita bisa lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan dan koordinasi dengan DINAS setempat.
Semoga.. akan muncul Asosiasi lain yang mungkin bisa menjadi mitra DINAS ataupun teman sharing Asosiasi ini.. yang lebih hebat...!! kita tunggu... karena sebenarnya pernah ada dan launching Asosiasi yang kita harapkan bisa berbuat....lebih dari .ini... Salam Dahsyat...!!!!

Potensi Anak Autis



Perjuangan seorang ibu yang berupaya yang terbaik bagi anaknya..
anak yang dilahirkan autis ini ternyata punya potensi yang bisa
dioptimalkan.. semoga hal ini bisa menjadi semangat Keluarga lain
bahwa dengan kondisi apapun ank kita pasti memiliki potensi yang
tersembunyi dan layak mendapatkan perhatian orang tua untuk mensupoort
dan mengoptimalkan.. potensi tsb.