May 25, 2009

Disaat Sekolah Ngak Nyaman Lahir Sekolajh Dolan

Senin, 25 Mei 2009 19:38:59 -
Wiwik Yuwono dan Lukman Hakim ( DPW Asahpena Malang )

Dunia pendidikan pernah dihenyakkan oleh satu ungkapan satire; Sekolah itu Candu. Bila dikaitkan pada era kekinian, muncul lagi ungkapan yang membuat lebih miris. Sebut saja misalnya, sistem pendidikan yang dzalim maupun sekolah sebagai tempat pembelian kurikulum. Hal ini memang tidak lepas dari sistem pendidikan yang kurang memberi ruang yang nyaman bagi anak didik untuk belajar.
Atas dasar inilah, dimana sekolah sudah bukan lagi tempat belajar yang nyaman, beberapa komunitas di Kota Malang membentuk Sekolah Dolan. Sekolah ini mengusung sistem pembelajaran alternatif dengan menempatkan kenyamanan sebagai unsur utama. Meski terkesan longgar dan bebas, sekolah ini tetap mengedepankan pembentukan karakter sekaligus memberi kesempatan legal untuk studi lanjutan anak didik.
Berikut penuturan Wiwik Yuwono, penggagas Sekolah Dolan sekaligus penasihat Asahpena (asosiasi homeschooling dan pendidikan alternatif) Malang ini, kepada Mas Bukhin dan fotografer Hayu Yudha Prabawa dari KORAN PENDIDIKAN.

Mengusung nama Sekolah Dolan (dari bahasa jawa yang berarti bermain –red), apa sebenarnya ruh dari pendirian lembaga ini?
Nama dolan itu dipilih untuk menggambarkan sebuah kenyamanan dalam satu proses belajar. Karena memang ruh dari Sekolah Dolan adalah satu sistem pendidikan alternatif yang memberikan suasana belajar yang nyaman, bukannya sistem belajar yang mengharuskan anak didik duduk manis dan terbebani kurikulum.

Apakah kenyamanan itu diwujudkan dalam bentuk dolan?
Secara harfiah, ya, unsur bermain di sekolah ini memang besar. Terutama bagi anak didik di usia sekolah kelas 1, 2, dan 3 pada sekolah dasar. Namun makna dolan di sini tentu bukan semata bermain saja, tetap ada suasana belajar di sana. Intinya tetap belajar, namun suasananya yang dibuat senyaman mungkin bagi anak didik, salah satunya dengan bermain (dolan).

Seperti apa dolan ini menjadi satu media yang efektif untuk belajar?
Bagi kami, metode dolan itu lebih efektif untuk memberikan materi pembelajaran bagi anak didik, pada mata pelajaran apapun. Melalui proses seperti ini, sebuah pemahaman tidak diterima dalam bentuk teori yang tertulis dimana itu hampir mematikan kreativitas. Setiap pemahaman akhirnya diterima melalui proses alami dan anak didik bisa belajar itu secara langsung dari kehidupannya. Bukan dari satu proses yang dipaksakan.

Sebenarnya keberadaan Sekolah Dolan ini untuk siapa? Pada anak didik yang seperti apa?
Seperti saya ungkap di awal, Sekolah Dolan merupakan salah satu alternatif pilihan sistem pendidikan. Ini bisa dimaknai bahwa Sekolah Dolan mencoba mengakomodasi pada apa yang tidak bisa dipenuhi dan diterima anak didik dari pendidikan formal. Jadi untuk peruntukkannya, Sekolah Dolan itu untuk siapa saja yang ingin mendapatkan itu. Bukan saja bagi anak didik, para guru dan orang tua juga punya kesempatan yang sama untuk belajar di sini.itu

Kalau saat ini, siapa saja anak didik di Sekolah Dolan ini?
Saat ini tidak kurang dari 20 anak didik. Ada yang baru pada jenjang sekolah dasar, ada pula yang sudah setingkat SMP dan SMA. Selain itu ada pula anak didik yang berkebutuhan khusus. Istilah yang biasa kami gunakan, Sekolah Dolan ini merupakan wahana anak homeschooling, afterschooling, dan unschooling untuk berkumpul dan belajar.

Bukannya konsep dasar dari home schooling itu melibatkan peran besar orang tua?
Tetap, peran orang tua di Sekolah Dolan itu tetap besar. Orang tua tidak sekadar mengantar anaknya untuk sekolah. Tapi sudah turut mendampingi bermain, mengusulkan kurikulum pembelajaran, sampai turut membantu aneka bentuk kegiatan anak didik. Jadi misalkan suatu saat orang tua merasa dirinya mampu untuk mendidik anaknya sendiri, mereka bisa melakukannya di rumah. Dan sebenarnya Sekolah Dolan juga menjadi bagian dari homeschooling.

Maksudnya?
Homeschooling itu ada tiga; homeschooling tunggal itu yang menempatkan orang tua sebagai pendidik utama di rumah. Ada homeschooling majemuk dimana beberapa orang tua berkumpul untuk saling medidik anak. Biasanya masing-masing orang tua memiliki kemampuan pada mata pelajaran tertentu. Terakhir ada homeschooling komunitas, ini yang metodenya dijalankan oleh Sekolah Dolan.

Lalu afterschooling dan unschooling itu seperti apa?
Bagi anak-anak yang sudah menempuh pendidikan formal, usai kegiatan pembelajaran mereka bisa menambah materi alternatif di Sekolah Dolan. Ini yang disebut sebagai afterschooling. Begitu juga bagi anak-anak yang tidak mau bersekolah di sekolah formal (unschooling), seperti anak jalanan, bisa di sini.

Bila dikaitkan dengan bentuk pendidikannya yang non formal, bagaimana metode belajar di Sekolah Dolan ini yang bisa mengakomodasi kebutuhan di sekolah formal?
Ya, tetap saja, kami tetap memberikan materi pembelajaran yang dibutuhkan anak-anak untuk menempuh pendidikan formal. Bedanya ada pada pendekatan cara belajar saja. Seperti tadi saya kemukakan, untuk anak seusia kelas 1, 2, dan 3 SD, metodenya lebih banyak pada bermain. Pada usia di atasnya, kami juga beri fokus pembelajaran pada materi yang diujikan dalam ujian nasional. (*)

Komunitas Sekolah Dolan
Sekolah Dolan merupakan komunitas serta wahana belajar dan berkumpul bagi anak-anak home schooling, after schooling, maupun unschooling. Komunitas ini sudah ada sejak 2007 oleh penggerak asosiasi home schooling dan pendidikan alternatif (asah pena). Setelah asah pena Malang diresmikan pada Maret, komunitas Sekolah Dolan terus berkembang. Terlebih dalam dunia maya, komunitas ini sudah dikenal luas.
Media pembelajaran pada Sekolah Dolan diadopsi dari kurikulum nasional dan internasioal yang relevan dengan perkembangan zaman, serta potensi masing-masing anak yang unik. Untuk mendukung hal ini, materi pembelajaran terus diperbarui dengan mencari materi baru di internet. Media ini juga menjadi fasilitas pendukung pembelajaran sekaligus melayani pertanyaan dan konsultasi jarak jauh.
Saat ini, komunitas Sekolah Dolan mendukung berbagai bentuk penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa S1, S2, dan S3, mulai dari Jakarta hingga Ambon. Selain itu Sekolah Dolan juga menjalin kerjasama dengan beberapa instansi seperti BPPLSP regional IV, PLS Kota Malang, Fakultas PLS Universitas Negeri Surabaya, SKB, dan PKBM Kota Malang.
Paling akhir, pada 2009 ini Sekolah Dolan terpilih menjadi contoh penerapan kurikulum inovatif tingkat nasional oleh Pusat Kurikulum (Puskur). Menurut Seto Mulyadi, komunitas Sekolah Dolan cocok untuk orang tua yang menghargai perkembangan potensi dan keunikan anak. Informasi tentang Sekolah Dolan, bisa dengan mengunjungi http://sekolahdolan.blip.tv, http://sekolahdolan.org, atau langsung ke camp di Perum Vila Bukit Tidar AA 209 Telepon (0341)559763. (*)

1 comment:

  1. Selamat malam saya Fidia dari UB. Sehubungan dengan tugas matakuliah yang saya ambil, mengenai pendidikan alternatif dikota Malang, saya ingin melakukan pengambilan foto anak-anakl didik Sekolah Dolan saat sedang melakukan kegiatan belajar. Bagaimana prosedur untuk mendapatkan izin? . Terimakasih

    ReplyDelete

Terima Kasih Atas Semua Komentar Anda