December 17, 2009
FAQ Homeschool
Pertanyaan yang paling sering ditanyakan tentang homeschool
oleh Cynthia Jenkins, Diane Connors, Judy Aron
Terjemahan dari milis sekolah rumah
Mengapa harus melakukan homeschool?
Homeschool memberikan keleluasaan. Banyak manfaat yang bisa didapat dengan mengikuti cara belajar yang dibuat khusus untuk anak Anda, dan merupakan arah pembelajaran yang Anda tetapkan. Dengan homeschooling, anak Anda akan menyatudengan apa yang sedang dipelajari, serta menimbulkan rasa memiliki dan ketertarikan yang lebih tinggi. Keluarga yang melakukan homeshcooling bisa memanfaatkan keuntungan dari banyak sumber yang sangat bagus, seperti museum dan program-program khusus, yang kebanyakan tidak bisa ditawarkan oleh lembaga sekolah. Sebagai tambahan, berjalan-jalan ke lingkungan sekitar (studi lapangan) dan kesempatan belajar lainnya bisa dilakukan sebagai alternatif pada saat-saat tertentu dan pada saat anak Anda ingin sekali untuk mengeksplorasi lingkungannya.
Banyak alasan mengapa keluarga-keluarga memilih untuk melakukan homeschool. Suatu keluarga mungkin berharap untuk mengikuti keyakinan keagamaan atau pendidikan tertentu, atau mengambil alih tanggung jawab untuk membesarkan dan mendidik anak-anak mereka sendiri. Seorang anak mungkin memiliki kebutuhan khusus, keinginan, dan kemampuan yang bisa sepenuhnya dipenuhi oleh homeshcooling dan mungkin tidak bisa dipenuhi dalam ruang kelas tradisional. Seorang anak mungkin memiliki bakat tertentu yang ingin mereka kembangkan. Kadangkala homeschooling adalah satu-satunya cara untuk keperluan mendidik seperti itu. Sebuah keluarga mungkin harus banyak melakukan perjalanan karena jenis pekerjaan mereka, atau mungkin mereka dari keluarga militer, atau bila anak mereka berada dalam bisnis hiburan, atau bertanding dalam olah raga.
Bagaimana dengan sosialisasi?
Anak-anak yang belajar di rumah, karena mereka banyak menghabiskan waktu dalam dunia nyata, secara umum belajar dengan baik untuk hidup harmonis, baik dengan orang dewasa maupun anak-anak lainnya, serta untuk memiliki teman-teman dari semua umur. Mereka memilih untuk menggunakan waktu dengan orang-orang lainnya karena mereka menyukai teman-teman mereka, atau memiliki minat yang sama, sebagaimana juga para orang dewasa. Dalam banyak bidang, ada grup pendukung formal dan informal yang menawarka kesempatan untuk bertemu anak-anak yang lain dan memberikan waktu untuk bersosialisasi. Banyak pelaku homeschool menemukan bahwa mereka harus mengurangi jadual sosialisasi mereka untuk mendapatkan waktu sendirian di rumah!
Bagaimana saya tahu bahwa homeschooling tepat untuk keluarga saya?
Anda sudah melakukan homeschooling sejak anak Anda lahir. Anda telah membantu anak Anda untuk mempelajari banyak hal yang tak terhitung selama masa kanak-kanak mereka dan keputusan Anda untuk tidak mengirim mereka ke sekolah akan meneruskan hal alami tersebut. Hal terbaik untuk mulai menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan membicarakannya dengan keluarga Anda. Bacalah buku-buku dan bahan lainnya tentang homeschooling dan pergilah ke pertemuan grup pendukung lokal. Jika memungkinkan, Anda sebaiknya membawa anak-anak Anda dalam studi lapangan tentang homeschool. Setiap keluarga yang ingin menerapkan homeschooling harus menentukan untuk diri mereka sendiri bahan pendidikan dan keterampilan apa yang menurut mereka terbaik. Hal ini merupakan hal terindah dalam homeschool. Anda memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang terbaik untuk tiap-tiap anak Anda. Tentukanlah apa saja tujuan pendidikan Anda. Homeschooling merupakan pilihan yang membuat keluarga-keluarga menghargai pendidikan anak-anak mereka. Hal ini bergantung pada orang tua dan anak-anak untuk memutuskan apa dan bagaimana persoalan-persoalan dipelajari. Banyak ragam metode-metode mendasar yang membahas bagaimana melakukan homeschool dan Anda harus melakukan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut mengenai metode-metode tersebut
Bagaimana saya memulai tahun pertama?
Anda melakukan hal yang paling penting, yaitu mempelajari tentang homeschooling untuk diri sendiri terlebih dahulu. Baca, baca, dan baca. Pengetahuan merupakan kekuatan, ketahuilah hak-hak Anda. Hubungi grup homeschool lokal.
Sekali Anda sudah memutuskan untuk melakukan homeschool, mungkin Anda akan berharap untuk duduk dengan anak Anda dan menjelajah. Anda juga bisa melakukan beberapa pengujian dengan beragam bahan untuk belajar yang tersedia, yang menguraikan ruang lingkup dan urutan untuk umur dan tingkat kelas yang berbeda-beda. Gunakan bahan-bahan tersebut sebagai panduan, dan sekali Anda telah mempelajari suatu topik, Anda bisa membimbing anak-anak Anda untuk mengeksplorasi topik tersebut. Tempat yang bagus untuk dikunjungi adalah perpustakaan. Anda juga bisa mendapatkan banyak buku, tape, tulisan-tulisan (jurnal, majalah, dsb.), video, dan sebagainya. Juga dari pameran tentang homeschool, toko buku, toko penyedia bahan-bahan pendidikan, dan yang lainnya. Suatu kurikulum khusus mungkin tidak diperlukan untuk kesuksesan pendidikan, dan harus diperhatikan bahwa tidak perlu untuk menghabiskan banyak uang. Gunakan bahan-bahan yang disukai oleh anak Anda. Juga harus dimengerti bahwa satu hal yang berlaku untuk satu anak mungkin tidak berlaku untuk anak lainnya, karena kita belajar dengan cara yang berbeda-beda.
Bagaimana kita berhadapan dengan keluarga dan teman yang berpandangan negatif?
Cukup dikatakan bahwa keluarga dan teman-teman tidak selalu setuju dengan banyak pilihan kita dalam mengasuh anak. Ada banyak jalan untuk menghadapinya, mulai dengan menghindari atau mengubah pokok masalah saat ia muncul, hingga dengan mendiskusikan secara terbuka dengan mereka. Anda tidak perlu selalu merasa bahwa Anda harus mempertahankan pilihan-pilihan Anda.
Khususnya untuk pasangan Anda yang meragukan pilihan Anda, mintalah kesempatan untuk melakukan homeschooling. Anda mungkin mencobanya selama satu tahun dan melihat bagaimana semuanya berjalan. Pilihannya adalah, setelah beberapa waktu mereka akan melihat seberapa banyak anak-anak Anda mengambil manfaat dari homeschooling.
Ada juga waktu-waktu saat ketidaksetujuan mereka kebanyakan terjadi karena mereka tidak mengerti tentang homeschooling , atau karena mereka merasa terancam dalam suatu cara (mungkin mereka bekerja di bidang pendidikan). Mungkin teman atau tetangga merasa bahwa pilihan mereka bagaimanapun juga jauh lebih baik dibandingkan dengan pilihan Anda untuk melakukan homeschool, seperti yang mereka nyatakan, "tapi aku telah mengirim anakku ke sekolah terbaik, apa yang salah dengan hal itu?"
Strategi baik lainnya adalah dengan melibatkan mereka dalam program homeschool anak Anda, sehingga mereka akan mendapatkan bukti dari tangan pertama bahwa hal itu berjalan dengan baik. Biasanya, kakek/nenek yang tidak setuju, dan bibi atau paman tidak mengerti apa yang dimaksud dengan homeschooling. Ciptakanlah beberapa kesempatan bagus untuk menunjukkan kepada mereka dengan mengikutsertakan mereka dalam studi lapangan, atau mungkin dengan meminta bantuan mereka dalam proyek yang sedang Anda kerjakan. Kakek/nenek merupakan sumber yang sangat bagus dalam mengerjakan sejarah keluarga atau topik lain yang mungkin merupakan hobi untuk mereka.
Haruskah kita memiliki kualifikasi untuk mengajar?
Anda mengajar mereka sejak mereka lahir dan homeschooling adalah perpanjangan alami dari hubungan itu. Anda tidak seharusnya "meniru persis sekolah di rumah" dengan mengajar model ruang-kelas. Banyak pelaku homeschool tidak melakukan "mengajar pelajaran" dengan mengelilingi meja dapur sebagaimana dianggapkan dalam melakukan homeschooling . Karena kebanyakan anak-anak belajar dengan dirinya sendiri, dalam kebanyakan waktu Anda akan mendapati diri Anda sebagai pengumpul bahan-bahan atau menjadi fasilitator. Anda mungkin harus menjelaskan informasi yang telah dibaca anak Anda, atau menjabarkan suatu konsep. Untuk pokok-pokok masalah yang hanya sedikit Anda ketahui (seperti ilmu roket atau aljabar), Anda harus mencarinya di luar kelas melalui sekolah lokal atau program-program yang ditawarkan oleh komunitas homeschool lokal. Di Connecticut (AS), orang tua bertanggung jawab untuk menyediakan instruksi, dalam cara yang mereka pilih, untuk anak-anak mereka, tapi tidak diperlukan adanya sertifikasi. Di negara bagian lain mungkin disyaratkan bahwa Anda memiliki ijazah SMU.Anda juga harus memperhatikan undang-undang negara bagian tempat Anda tinggal.
Bisakah orang tua tunggal melakukan homeschool?
Orang tua tunggal bisa melakukan homeschool. Mungkin hal ini memerlukan pengaturan waktu yang kreatif atau dukungan dari keluarga dekat, tapi hal ini bisa dilakukan. Dalam sejarah, kebanyakan keluarga didefinisikan sebagai "ayah pergi bekerja, dan ibu berada di rumah dengan anak-anak." Dalam masyarakat sekarang hal itu menjadi norma yang seringkali tidak terjadi. Homeschool yang dilakukan oleh orang tua yang bekerja (lihat di bawah ini), ayah berada di rumah melakukan homeschool, Orang tua yang sakit melakukan homeschool, dan kadangkala kakek/nenek juga melakukan homeschool untuk cucu-cucu mereka.
Bisakah orang tua yang bekerja melakukan homeschool?
Orang tua yang bekerja bisa melakukan homeschool. Salah satu orang tua mungkin bisa membawa anak mereka ke tempat kerja, atau mungkin tempat kerja mereka berada di rumah. Saat kedua orang tua pergi bekerja dan tetap berharap bisa melakukan homeschool, hal itu mungkin memerlukan adanya pengaturan ulang jadual kerja, tapi biasanya akan selalu ada suatu cara untuk melakukannya. Biasanya kebanyakan halangan akan bisa dipecahkan dengan pemikiran untuk menyelesaikan masalah.
Juga buatlah waktu spesial untuk ibu saja!
Penting bagi orang tua pelaku homeschool untuk meluangkan waktu untuk diri mereka sendiri, dalam bentuk melakukan hobi atau keluar rumah melakukan bowling di malam hari atau melakukan aktivitas santai lainnya. Hal itu juga menyehatkan bagi anak dengan melihat orang tua mereka sebagai pelajar saat ayah atau ibu keluar rumah mengambil kelas (belajar), atau mengambil bagian dalam program pendidikan untuk orang tua. Jangan lupa untuk membuat rencana bagi diri Anda sendiri!
Berapa biaya untuk melakukan homeschool?
Homeschool bisa dilakukan hampir tanpa biaya atau Anda bisa mengeluarkan sedikit uang untuk membeli kurikulum atau kelas luar rumah. Hal itu bergantung sepenuhnya pada yang Anda rasa nyaman, sebagaimana juga bagaimana rencana dan tujuan Anda. Biaya juga tergantung pada berapa jumlah anak-anak Anda yang mengikuti homeschooling. Pelaku homeschool bisa mendapatkan sejumlah bahan homeschool yang banyak sekali secara gratis dari perpustakaan, termasuk pendaftaran anggota perpustakaan dan guru-guru.
Komunitas lokal juga menawarkan banyak kesempatan pendidikan gratis, dan juga jangan lupa proyek pelayanan komunitas yang juga menyediakan pengalaman belajar yang luar biasa. Banyak pelaku homeschool juga bersandar pada penjualan obral dan toko diskon untuk mendapatkan buku-buku dan tape pendidikan. Beberapa pelaku homeschool berbelanja kebutuhan mereka di pameran homeschool atau berbelanja menggunakan home catalog. Grup homeschool lokal juga melakukan pertemuan untuk tukar-menukar dan berbagi kurikulum. Yang terakhir, internet merupakan sumber yang hebat, menyediakan website pendidikan, dan tempat untuk mencetak bahan-bahan seperti lebar kerja ( worksheet), atau kursus-kursus berbasis internet.
Bagaimana saya mengorganisasikan diri?
Carilah informasi dari internet atau perpustakaan. Kebanyakan pustakawan akan gembira untuk membantu Anda menunjukkan tempat bahan-bahan yang diperlukan dan bahkan mungkin mengetahui tentang grup pendukung homeschool lokal. Bacalah sebanyak Anda bisa. Di bawah ini ada beberapa link yang membantu:
http://www.cthomeschoollaw.com
Site baru oleh seorang ibu yang melakukan homeschool dan juga seorang pengacara, Deborah G. Stevenson. Site ini menyediakan hukum yang menyediakan informasi untuk orang tua yang ingin mendidik sendiri anak-anak mereka, atau untuk mereka yang membutuhkan informasi lebih banyak mengenai pendidikan hukum di Connecticut.
http://www.learninfreedom.org
Site tentang homeschool oleh seorang ayah, Karl M.Bunday, memberikan pandangan yang luas tentang sekolah di rumah secara tradisional. Juga banyak link ke artikel-artikel dan buku-buku yang disarankan untuk dibaca.
http://www.unschooling.com
Site bagi mereka yang tidak begitu-tradisional, menyediakan artikel-artikel, newsletter , dan bahan-bahan lainnya.
Menggambarkan bagaimana mengorganisasi hari-hari Anda sebagai keluarga homeschool adalah aktivitas yang menyenangkan dan berguna. Bahkan jika rencana Anda adalah dengan tidak mengikuti suatu kurikulum, keluarga masih harus menentukan tujuan-tujuannya dan membantu anak-anak untuk mencapai tujuan mereka. Duduklah dengan selembar dan pulpen dan lakukanlah pencarian ide-ide. Aktivitas-aktivitas macam apa yang ingin Anda lakukan? Apakah tujuan-tujuan Anda sebagai orang tua? Apakah yang ingin dicapai oleh anak-anak Anda? Mungkin keluarga Anda memiliki mimpi untuk mengunjungi negara lain. Hal ini mungkin merupakan suatu motivasi bagi keluarga Anda untuk menguasai bahasa negara lain. Dapatkan lembar perencanaan homeschool gratis di:
http://www.thehomeschoolmom.com/planner.html
Pengorganisasian meliputi banyak hal. Seorang orang tua pelaku homeschool baru-baru ini merekomendasikan website ini untuk "pembersihan dan pengaturan rumah" secara umum. Dua hal yang saat ini sedang saya lakukan dengan membantu anak-anak untuk belajar dengan cara yang benar-benar lucu:
http://www.flylady.net
jadikan the flylady membantu Anda untuk belajar bagaimana cara dan untuk tetap terorganisasi dan bersih.
Bagaimana gaya mengajar?
Di bawah ini beberapa gaya untuk mengajar. Ada empat gaya umum untuk mengajar dan meskipun baik untuk memperhatikannya, juga perlu diketahui bahwa orang tua sebagai guru tidak bisa dikategorikan ke dalam salah satu kategori begitu saja.
1. Pendekatan tradisional
Juga disebut sebagai sekolah-di-rumah, homeschool berbasis-kurikulum, dan belajar-terstruktur. Keluarga yang menggunakan pendekatan ini menggunakan buku teks ( text book), tingkatan-tingkatan kelas, dan jadual, seperti yang dilakukan di sekolah.
2. Unit studies
Nama lainnya adalah belajar tematik atau terintegrasi; ambil satu topik, dan pelajari hingga mendalam.Kadang pada akhirnya Anda akan meliputi semua pokok permasalahan sekolah. Sebagai contoh, belajar tentang burung-burung mungkin akan mengikutsertakan membaca tentang ahli burung ( ornithologist) yang terkenal (bidang seni bahasa), mempelajari anatomi burung dan siklus hidupnya (sains), membuat diagram jalur imigrasi burung (matematika dan geografi), dan membangun rumah burung (matematika dan seni).
3. Unschooling
Juga disebut dipicu-oleh-minat, dimulai-oleh-anak, atau belajar dari alam. Keluarga unschooling mempercayai murid(anak)-nya untuk menentukan apa yang ingin ia pelajari dan kapan ia ingin belajar. Orang tua memberi fasilitas, memberi bantuan anak-anak untuk memenuhi minat dan tujuan mereka. Seluruh bagian dari hidup adalah sekolah dan dunia di sekeliling kita adalah ruang kelas.
4. Eclectic approach
Pendekatan ini menggunakan keseluruhan tiga pendekatan di atas, dan juga semua pendekatan lainnya yang mendorong antusiasme dalam belajar.
Apakah yang dimaksud dengan gaya belajar?
Ada beberapa cara anak untuk belajar. Ada auditory learner, yaitu orang yang belajar dengan mendengar. Visual learner, yaitu orang yang belajar dengan melihat, dan kinesthetic learner, yaitu orang yang belajar dengan menyentuh benda-benda. Sekali lagi, tentu akan ada perpaduan di antara gaya-gaya belajar tersebut, akan tetapi bila Anda membaca konsep-konsep ini, Anda mungkin akan bisa untuk menentukan tipe belajar anak Anda. Ini adalah website yang bagus yang memberikan penjelasan lebih detil:
http://www.ldpride.net/learningstyles.MI.htm#Learning%20Styles%20Explained
Kurikulum apa yang saya perlukan bila saya menginginkannya?
Pada tiap musim semi ada beberapa pameran homeschooling di Connecticut. Pameran ini merupakan tempat yang baik untuk mendapatkan kurikulum dan bertemu dengan orang-orang lain yang menggunakannya. CHN mempunyai daftar pameran yang dilakukannya di website-nya:
http://www.homeschoolnewslink.com
untuk mendapatkan pendaftaran koran tentang homeschool secara gratis dan informasi pameran-pameran lainnya yang dilakukan di seluruh Amerika Serikat.
Apakah cara terbaik untuk mendidik anak saya?
Masalah ini merupakan hal terindah dalam homeschool: Anda harus memutuskan! Anda mengenal anak Anda lebih baik dari siapapun. Lebih banyak yang Anda baca tentang bagaimana cara mendidik, bagaimana anak belajar, jenis-jenis kecerdasan yang beragam, akan lebih banyak hal yang Anda ketahui tentang pada bidang apa Anda dan anak Anda akan lebih berhasil. Hal indah lainnya adalah Anda dapat selalu mengubah pemikiran Anda jika sesuatu tidak berjalan dan menemukan jalan yang lebih baik untuk mencapai tujuan Anda.
Bagaimana saya tahu bahwa program homeschool yang saya lakukan berjalan dengan baik?
Saya suka memikirkan homeschooling sebagai "lompatan keyakinan". Anda mungkin berpikir bahwa anak Anda tidak berkembang dengan baik dalam beberapa bidang tertentu dan kemudian saat Anda menguji mereka, Anda menemukan bahwa mereka baik-baik saja. Anda mungkin menemukan bahwa anak Anda memerlukan bantuan tambahan dalam beberapa bidang, atau perlu untuk suatu pokok masalah secara menyeluruh untuk jangka waktu tertentu. Mungkin hal ini terlihat radikal, tetapi ini mungkin karena begitulah kebutuhan anak Anda. Banyak pelaku homeschool mempunyai penjilid kertas (binder) untuk tiap anak yang berisi data-data tentang pekerjaan/proyek yang sedang dikerjakan anak-anak, dan mungkin juga brosur dari perjalanan yang pernah dilakukan. Hal ini bahkan bisa membukakan mata saat melihatnya kembali pada akhir tahun dan menyadari bahwa Anda dan anak Anda telah menyelesaikan lebih dari yang Anda bayangkan. Jika Anda membeli kurikulum, cara penilaian tersebut sudah menjadi satu dengan kurikulum dan Anda bisa melihat dimana posisi anak Anda secara akademis.
Apakah Anda mempunyai kepercayaan Nasrani atau tidak, artikel-artikel dalam website berikut, yang ditulis oleh ayah Nasrani dan pendiri toko homeschooling on-line ( www.elijahco.com), akan membukakan pikiran dan ditulis dengan baik:
http://www.homeschoolcounsel.com
Apakah pelaku homeschool melakukan pekerjaan sukarela?
Kebanyakan pelaku homeschool melakukan kerja sukarela. Bahkan kebanyakan melihatnya sebagai bagian utama dari pengalaman homeschooling. Hal ini merupakan cara untuk menyatukan anak-anak ke dalam komunitas di sekitarnya. Hal ini memberikan anak-anak rasa berguna dan rasa memiliki lingkungan, yang seringkali hilang dari pengalaman bersekolah.
Bacalah tulisan John Taylor Gatto (http://www.johntaylorgatto.com dan juga di www.amazon.com, atau di toko-toko buku), yang baru-baru ini menjadi Teacher of The Year 1991 di negara bagian New York dan kota NY, untuk mendapatkan ide lebih banyak tentang kerja sukarela. Dia mengharuskan murid-muridnya melakukan kerja sukarela satu hari penuh dalam seminggu. Banyak murid kembali padanya bertahun-tahun kemudian dan berkata padanya bahwa kerja sukarela itu merupakan salah satu pengalaman hidup terbaik yang mereka miliki dan memberi mereka kepercayaan diri yang nyata.
Apakah bisa melakukan homeschool untuk sekolah menengah (SMP/SMU)?
Ya, bisa. Anda bisa melakukan homeschool hingga sekolah menengah. Ada banyak sumber bagus yang akan membantu Anda melakukannya. Semakin banyak orang yang memutuskan untuk melakukan homeschool hingga tingkat sekolah menengah karena ada begitu banyak cara untuk menyelesaikan pendidikan tingkat menengah. Juga ada banyak pelaku homeschool yang diterima di perguruan tinggi yang sangat bagus.
Beberapa anak mendapatkan ijazah sekolah menengah terakreditasi melalui pendidikan jarak jauh yang menawarkan program pendidikan menengah. Sebagai tambahan, pelaku homeschool juga bisa menyiapkan dan kemudian memberikan, transkip (nilai pendidikan) secara keseluruhan kepada perguruan tinggi, yang bisa mengikutkan kursus sekolah jarak jauh bersama dengan hal-hal lain sebagai tanda telah menyelesaikan sekolah menengah. Hal-hal lain tersebut antara lain program belajar di luar negeri, kursus-kursus bahasa, kursus-kursus on-line di internet, dan kerja lapangan ( college coursework), yang biasanya diselesaikan pada saat SMP dan SMU, sebagaimana juga pelajaran homeschool.
Bagaimana tentang mengambil college course di pendidikan menengah?
Banyak perguruan tinggi menerima pelaku homeschool dan bisa memberikan anak Anda uji penempatan ( placement test) sebelum dia bisa memilih kursus. Ada banyak perguruan tinggi yang mengijinkan Anda untuk mengambil kursus secara gratis dan secara kredit saat Anda sedang menyelesaikan homeschooling tingkat menengah. Hal ini merupakan berita bagus, karena kemudian di saat Anda mendaftar ke perguruan tinggi, mereka akan lebih mengutamakan anak-anak yang telah mempunyai pengalaman kursus setingkat perguruan tinggi. Bertanyalah pada perguruan tinggi setempat untuk melihat apakah mereka menawarkan program pendaftaran-ganda seperti ini dan mintalah informasi tentang prosedur pendaftarannya.
Apakah buku "Teenage Liberation Handbook" itu?
The Teenage Liberation Handbook: How to Quit School and Get a Real Life and Education adalah buku yang ditulis oleh Grace LLewellyn (1998, ISBN 0-96295917-0 [pbk.], US$19.00). John Taylor Gatto (lihat di atas), menulis di sampul belakang buku ini (edisi 1991),"Siapapun yang mengikuti cetak biru yang jelas ini pasti akan menemukan masa depan dengan penuh keberanian, antusiasme, sumber yang tiada habisnya, dan cinta dalam kehidupan yang sangat banyak yang telah dimiliki oleh penulisnya. Dia memperlihatkan secara cemerlang bahwa sekolah dan pendidikan adalah dua hal yang sangat berbeda, mendefinisikan pendidikan secara tepat dan dengan semangat yang luar biasa sehingga pembaca ditinggalkan terpesona dengan kemungkinan yang begitu kaya." Buku ini telah diperbarui dengan informasi-informasi dari berbagai negara, sumber-sumber internet, dan banyak lagi.
Bisakah pelaku homeschool benar-benar diterima di perguruan tinggi?
Ratusan perguruan tinggi, universitas, dan institut kejuruan di seluruh AS menerima pemohon homeschooled. Banyak yang secara aktif merekrut pelaku homeschool karena jejak mereka yang terbukti secara nasional. Tidak ada "satu jalur" untuk masuk ke perguruan tinggi - ada beberapa perguruan tinggi yang tidak peduli dengan "sertifikat", dan yang lainnya tidak akan melihat pada lembar pendaftaran tanpa "bukti" kelulusan dari SMU (yaitu ijazah atau GED).
Penerimaan ini benar-benar bergantung pada sekolah tempat Anda mendaftarkan diri. Anda perlu datang ke perguruan tinggi yang ingin Anda masuki dan menanyakan pada mereka apa yang mereka inginkan dari pendaftar pelaku homeschool. Beberapa perguruan memerlukan tambahan ujian SAT dan mungkin mendasarkan penilaian mereka semata-mata pada nilai ujian ini. Yang lainnya mungkin memerlukan transkrip yang terdokumentasi dengan baik.
Perguruan tinggi lebih menyukai anak-anak yang telah berpengalaman mengikuti kursus perguruan tinggi, dan ada banyak perguruan tinggi lainnya yang akan mengijinkan Anda untuk mengikuti kursus secara gratis dan dengan kredit! Mereka juga senang melihat pengalaman melakukan perjalanan ke luar negeri, kemampuan menguasai beberapa bahasa, dan bukti bahwa pernah melakukan pelayanan untuk komunitas. Harus dicatat bahwa perguruan tinggi bukanlah satu-satunya jalan untuk para pemuda. Mendaftarkan diri ke perguruan tinggi tanpa pemikiran yang jelas tentang apa yang akan dicapai bisa menjadi jalan yang sangat mahal untuk menggambarkan apa yang ingin Anda capai dalam hidup.
Banyak pelaku homeschool mungkin menunda masuk ke perguruan tinggi atau bahkan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Banyak pemuda yang tahu apa yang ingin mereka lakukan dalam hidup juga bisa ikut serta dalam kesempatan magang dan bentuk lain dari pelatihan "langsung-kerja" yang merupakan jalan masuk yang lebih cepat dan memuaskan ke dalam pasar kerja dan hidup yang mandiri.
Bisakah melakukan homeschool untuk anak dengan kubutuhan khusus?
Ya, Anda bisa melakukan homeschool untuk anak dengan kebutuhan khusus. Anda mengenal anak Anda dengan sangat baik, dan meskipun di sekolah yang dibiayai dengan baik, anak-anak dengan kebutuhan khusus tidak mendapatkan kebutuhannya terpenuhi. Ada banyak sumber dan pengakuan dari orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus di internet. Banyak orang menemukan bahwa anak dengan kebutuhan khusus mereka tumbuh dengan pesat dan belajar lebih baik di lingkungan rumah yang lebih aman dan penuh rasa cinta di rumah dibandingkan dengan di sekolah. Ini adalah website yang menarik yang menjabarkan lebih jelas mengenai hal ini: http://www.vhea.org/special.html.
Apakah saya harus menyimpan semua catatan tentang semua yang dilakukan anak saya?
Hal ini terserah kepada Anda. Kebanyakan orang akan menyimpan catatan-catatan tersebut. Jika Anda membeli kurikulum, Anda secara otomatis akan memiliki kertas catatan. Yang harus Anda lakukan adalah mengumpulkan semuanya! Biasanya, binder kertas akan bekerja cukup baik. Anda bisa menyimpan kertas-kertas yang relevan dan menyimpan data tambahan seperti foto-foto Anda dan anak-anak Anda yang diambil di kebun pekarangan rumah yang ditanami bersama pada musim salju. Juga masukkan foto perang bola salju yang dilakukan setelahnya.
Dokumentasi tidak hanya membantu Anda, mereka juga akan sangat berguna untuk anak Anda, tidak peduli setua atau semuda apapun mereka. Anak-anak perlu melihat bahwa mereka melakukan perkembangan pada banyak tingkat. Ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk mendidik mereka kemampuan berorganisasi dan kemampuan untuk mengevaluasi diri. Mereka akan bisa melihat perkembangan mereka dalam berbagai bidang kehidupan.
Bagaimana saya mendapatkan ijazah untuk anak saya?
Beberapa anak mendapatkan ijazah SMU terakreditasi melalui umbrella school yang menawarkan program pendidikan SMU. Anak-anak lainnya bisa mengambil GED ( General Equivalency Diploma).GED secara mendasar memungkinkan siapa saja yang lulus ujian ini untuk mendapatkan ijazah setara SMU. Beberapa orang tua pelaku homeschool mencetak ijazah mereka sendiri, yang bisa dibenarkan karena tidak semua orang memiliki ijazah yang terakreditasi. Ada juga perguruan tinggi dan pemilik usaha yang tidak memerlukan ijazah SMU untuk pendaftaran atau bekerja.
(tambahan)
Untuk di Indonesia sudah ada beberapakeluarga yang memperoleh ijasah untuk level SD / SMP / SMA baik melalui umbrella school ataupun lewat jalur kesetaran ( MOU ASAHPENA denga DINAS SETEMPAT sudah dapat menyelengggarakan Ujian Sekolah Rumah secara bersama seluruh Indonesia dgn peserta dari HS Tunggal / Komunitas ) yang terselenggara pada bulan Juli 2010 jadi Ijasah..../ TIDAK MASALAH
Apakah saya perlu melakukan ujian untuk anak saya?
Di Connecticut, Anda tidak perlu berpartisipasi dalam ujian negara bagian atau ujian nasional. Beberapa keluarga senang jika anak-anak mereka mengikutinya. Hal ini biasanya diperkuat karena Anda sudah benar-benar mengenal anak Anda. [url]www.thehomeschoolmom.com[
/i] memiliki beberapa pemikiran yang bagus mengenai masalah ini, sebagaimana juga banyak hal-hal gratis dan tip-tip menghemat uang dari pelaku homeschool yang lain. Periksa juga:
http://www.thehomeschoolmom.com/hn/testingtips.html
Bagaimana jika saya menginginkan anak saya untuk mengikuti ujian?
Ini ada sumber yang bagus dari Ann Zeise dan Carol Moxley (pengarang "A to Z Home's Cool Homeschooling"), yang menyediakan daftar layanan ujian:
http://www.gomilpitas.com/homeschooling/articles/010499b.htm
Karl Bundy memilikik halaman yang bagus berikut dengan referensi-referensi - Anda bebas untuk memasukkan beberapa atau seluruh halaman FAQ disini:
[url]http://learninfreedom.org/hmsc_what_and_why.html
Bisa mengikuti Ujian di Komunitas Pendamping atau PKBM asal semua dilakukan dengan elegan tanpa kecurangan
May 29, 2009
Sekolah Dolan, Model Home Schooling yang Inovatif
Malas ke Sekolah Formal Karena Harus Rebutan Komputer.
Ada banyak alternatif model pendidikan untuk anak. Selain lewat sekolah formal, bisa lewat sekolah non formal atau pendidikan luar sekolah (PLS). Malahan, saat ini mulai marak model home schooling, yakni sekolah di rumah seperti yang diselenggarakan Komunitas Sekolah Dolan Malang.KHOLID AMRULLAH ---"Anak saya yang pertama, Fadhil Arif, sekolah di SMAN 3 Kota Malang. Yang nomor dua dan nomor tiga tidak saya sekolahkan formal, tapi model home schooling," ujar Lukman Hakim, pengelola Komunitas Sekolah Dolan yang beralamat di Perum Vila Bukit Tidar.Sejenak kemudian, Lukman menyapa anak keduanya Nabil Ahmad Fathoni yang jika dia sekolah formal duduk di bangku kelas 3 SD. Saat itu, dia terlihat asyik membuka web otomotif bersama temannya, Civiro. Didampingi seorang tutor, keduanya belajar layaknya bermain di ruang seukuran 3 x 3 meter di rumah Lukman. "Meski anak saya tidak sekolah formal, tetapi kepandaiannya bisa menyamai anak-anak seumurannya yang sekolah formal," ujar Lukman. Nabil yang mendengar ucapan bapaknya itu hanya tersenyum malu.Menurut Lukman, Nabil sudah memiliki kemampuan seperti anak sekolah seusianya. Itu bisa diketahui saat tutornya memberikan soal-soal ujian pada sekolah formal. Malahan, kini dia juga menjadi jujugan teman-temannya di perumahan bila mereka ingin membuka situs di internet. "Dia itu sekarang juga menjadi operator internet, dia cepat sekali kalau diminta bantuan mencari data," terang lulusan teknik sipil UM ini. Selain itu, Nabil juga mahir membikin desain grafis. "Dia (Nabil, Red) mengaku paling suka dengan mobil. Dia membikin mainan desain grafis untuk baliho pameran mobil," ujar Lukman.Bocah yang terobsesi ingin menjadi penjual mobil dan membuka tempat cuci mobil itu, senang meski hanya belajar di rumah. Karena dia juga punya banyak teman di dunia maya. Saat ditanya keinginannya untuk sekolah formal, dia hanya geleng-geleng kepala alias tidak ingin sekolah SD formal.Demikian halnya dengan Civiro, anak seorang pengusaha ini mengaku bosan sekolah di sekolah formal SD. Alasan dia, banyak teman yang nakal, kemudian jika ke lab komputer harus rebutan dulu. "Di sini bebas, sepuasnya," ujar bocah dengan logat Jakarta ini. Jika Nabil suka sekali dengan otomotif, Civiro keranjingan elektronik. Lukman mengatakan, selain dua bocah tersebut masih ada 11 anak pra sekolah (TK), lima anak setara SMP, dan lima anak setara SMA. Kemudian untuk program after schooling ada empat siswa SD. "Kalau yang after schooling ini adalah anak-anak SD formal yang ingin belajar di home schooling ini," terang suami Titin Nurhanendah ini.Menurut laki-laki kelahiran 1966 ini, tekadnya untuk membuka home schooling itu muncul pada 2006 lalu. Ketika itu dia melihat beberapa kekurangan yang ada pada pendidikan formal. Misalnya, ketakutan anak terhadap ujian nasional, tekanan yang terlalu berat yang diterima para siswa hingga persoalan moral yang membuat banyak orang tua khawatir. "Lalu anak saya ini tidak saya masukkan ke sekolah formal," terang dia. Bersama istrinya, pasangan ini yakin mampu memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya sesuai kebutuhan dan kurikulum di sekolah formal. Keuntungan lainnya, model home schooling ini juga memudahkan orang tua untuk mengontrol perkembangan pendidikan dan moral anak. Untuk menyelenggarakan program ini, dia juga melaporkan ke Diknas Kota Malang. Mendapat dukungan moral dari diknas, Lukman semakin bersemangat. Rupanya, cara Lukman ini ditiru sejumlah orang tua. Kemudian di antara orang tua anak home schooling itu mendirikan Komunitas Sekolah Dolan.Setelah menjadi komunitas, model pengajarannya ada bisa diubah. Misalnya, untuk pelajaran tertentu bisa bergabung antar peserta home schooling yang lain, tetapi untuk pelajaran lain terserah orang tuanya. Misalnya orang tua tidak siap untuk matematika, pada di komunitas anak tersebut tidak diajari matematika.Selain materi pelajaran, Komunitas Sekolah Dolan ini banyak jalan-jalannya. Biasanya anak-anak dan orang tuanya pergi ke tempat rekreasi atau out bond. Lalu berkunjung ke tempat-tempat yang bisa membangkitkan inspirasi anak.. "Jadi kami ini banyak sekali jalan-jalan, tetapi tetap ada pelajaran. Enak khan?" kata Lukman.Lukman mengatakan, para orang tua yang ingin home schooling harus benar-benar siap. Karena pelaksanaan home schooling juga tidak gampang. Orang tua dan tutor harus terus memantau perkembangan belajar anak dengan indikator-indikator yang jelas. Karena indikator itu nanti juga akan dilaporkan ke diknas.Lalu bagaimana ijazah mereka? Menurut Lukman, anak home schooling dibebaskan memilih untuk memiliki ijazah atau tidak. Jika ada yang ingin mendapat ijazah, mereka bisa mengikuti ujian paket A sampai C. Sehingga juga tetap bisa meneruskan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. "Di Jakarta itu sudah ada anak home schooling yang masuk UGM dan UI, ada juga yang masuk fakultas kedokteran," ujarnya.Menurut dia, anak home schooling itu juga ada yang tidak butuh ijazah. Mereka hanya butuh pengetahuan, karena untuk pekerjaan sudah ada dari usaha keluarga. Selain itu, anak home schooling juga harus ditanamkan untuk mandiri, tidak tergantung dengan orang lain.Keberadaan Komunitas Sekolah Dolan ini sendiri berada di bawah Komunitas Asah Pena Indonesia pimpinan Seto Mulyadi. Lukman sendiri juga menjadi ketua Komunitas Asah Pena wilayah Malang Raya. Dengan demikian, berbagai informasi bisa saling bertukar pengalaman dengan daerah lain.
Sumber Jawapos ( oleh Cholid )
Ada banyak alternatif model pendidikan untuk anak. Selain lewat sekolah formal, bisa lewat sekolah non formal atau pendidikan luar sekolah (PLS). Malahan, saat ini mulai marak model home schooling, yakni sekolah di rumah seperti yang diselenggarakan Komunitas Sekolah Dolan Malang.KHOLID AMRULLAH ---"Anak saya yang pertama, Fadhil Arif, sekolah di SMAN 3 Kota Malang. Yang nomor dua dan nomor tiga tidak saya sekolahkan formal, tapi model home schooling," ujar Lukman Hakim, pengelola Komunitas Sekolah Dolan yang beralamat di Perum Vila Bukit Tidar.Sejenak kemudian, Lukman menyapa anak keduanya Nabil Ahmad Fathoni yang jika dia sekolah formal duduk di bangku kelas 3 SD. Saat itu, dia terlihat asyik membuka web otomotif bersama temannya, Civiro. Didampingi seorang tutor, keduanya belajar layaknya bermain di ruang seukuran 3 x 3 meter di rumah Lukman. "Meski anak saya tidak sekolah formal, tetapi kepandaiannya bisa menyamai anak-anak seumurannya yang sekolah formal," ujar Lukman. Nabil yang mendengar ucapan bapaknya itu hanya tersenyum malu.Menurut Lukman, Nabil sudah memiliki kemampuan seperti anak sekolah seusianya. Itu bisa diketahui saat tutornya memberikan soal-soal ujian pada sekolah formal. Malahan, kini dia juga menjadi jujugan teman-temannya di perumahan bila mereka ingin membuka situs di internet. "Dia itu sekarang juga menjadi operator internet, dia cepat sekali kalau diminta bantuan mencari data," terang lulusan teknik sipil UM ini. Selain itu, Nabil juga mahir membikin desain grafis. "Dia (Nabil, Red) mengaku paling suka dengan mobil. Dia membikin mainan desain grafis untuk baliho pameran mobil," ujar Lukman.Bocah yang terobsesi ingin menjadi penjual mobil dan membuka tempat cuci mobil itu, senang meski hanya belajar di rumah. Karena dia juga punya banyak teman di dunia maya. Saat ditanya keinginannya untuk sekolah formal, dia hanya geleng-geleng kepala alias tidak ingin sekolah SD formal.Demikian halnya dengan Civiro, anak seorang pengusaha ini mengaku bosan sekolah di sekolah formal SD. Alasan dia, banyak teman yang nakal, kemudian jika ke lab komputer harus rebutan dulu. "Di sini bebas, sepuasnya," ujar bocah dengan logat Jakarta ini. Jika Nabil suka sekali dengan otomotif, Civiro keranjingan elektronik. Lukman mengatakan, selain dua bocah tersebut masih ada 11 anak pra sekolah (TK), lima anak setara SMP, dan lima anak setara SMA. Kemudian untuk program after schooling ada empat siswa SD. "Kalau yang after schooling ini adalah anak-anak SD formal yang ingin belajar di home schooling ini," terang suami Titin Nurhanendah ini.Menurut laki-laki kelahiran 1966 ini, tekadnya untuk membuka home schooling itu muncul pada 2006 lalu. Ketika itu dia melihat beberapa kekurangan yang ada pada pendidikan formal. Misalnya, ketakutan anak terhadap ujian nasional, tekanan yang terlalu berat yang diterima para siswa hingga persoalan moral yang membuat banyak orang tua khawatir. "Lalu anak saya ini tidak saya masukkan ke sekolah formal," terang dia. Bersama istrinya, pasangan ini yakin mampu memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya sesuai kebutuhan dan kurikulum di sekolah formal. Keuntungan lainnya, model home schooling ini juga memudahkan orang tua untuk mengontrol perkembangan pendidikan dan moral anak. Untuk menyelenggarakan program ini, dia juga melaporkan ke Diknas Kota Malang. Mendapat dukungan moral dari diknas, Lukman semakin bersemangat. Rupanya, cara Lukman ini ditiru sejumlah orang tua. Kemudian di antara orang tua anak home schooling itu mendirikan Komunitas Sekolah Dolan.Setelah menjadi komunitas, model pengajarannya ada bisa diubah. Misalnya, untuk pelajaran tertentu bisa bergabung antar peserta home schooling yang lain, tetapi untuk pelajaran lain terserah orang tuanya. Misalnya orang tua tidak siap untuk matematika, pada di komunitas anak tersebut tidak diajari matematika.Selain materi pelajaran, Komunitas Sekolah Dolan ini banyak jalan-jalannya. Biasanya anak-anak dan orang tuanya pergi ke tempat rekreasi atau out bond. Lalu berkunjung ke tempat-tempat yang bisa membangkitkan inspirasi anak.. "Jadi kami ini banyak sekali jalan-jalan, tetapi tetap ada pelajaran. Enak khan?" kata Lukman.Lukman mengatakan, para orang tua yang ingin home schooling harus benar-benar siap. Karena pelaksanaan home schooling juga tidak gampang. Orang tua dan tutor harus terus memantau perkembangan belajar anak dengan indikator-indikator yang jelas. Karena indikator itu nanti juga akan dilaporkan ke diknas.Lalu bagaimana ijazah mereka? Menurut Lukman, anak home schooling dibebaskan memilih untuk memiliki ijazah atau tidak. Jika ada yang ingin mendapat ijazah, mereka bisa mengikuti ujian paket A sampai C. Sehingga juga tetap bisa meneruskan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. "Di Jakarta itu sudah ada anak home schooling yang masuk UGM dan UI, ada juga yang masuk fakultas kedokteran," ujarnya.Menurut dia, anak home schooling itu juga ada yang tidak butuh ijazah. Mereka hanya butuh pengetahuan, karena untuk pekerjaan sudah ada dari usaha keluarga. Selain itu, anak home schooling juga harus ditanamkan untuk mandiri, tidak tergantung dengan orang lain.Keberadaan Komunitas Sekolah Dolan ini sendiri berada di bawah Komunitas Asah Pena Indonesia pimpinan Seto Mulyadi. Lukman sendiri juga menjadi ketua Komunitas Asah Pena wilayah Malang Raya. Dengan demikian, berbagai informasi bisa saling bertukar pengalaman dengan daerah lain.
Sumber Jawapos ( oleh Cholid )
May 25, 2009
Disaat Sekolah Ngak Nyaman Lahir Sekolajh Dolan
Senin, 25 Mei 2009 19:38:59 -
Wiwik Yuwono dan Lukman Hakim ( DPW Asahpena Malang )
Dunia pendidikan pernah dihenyakkan oleh satu ungkapan satire; Sekolah itu Candu. Bila dikaitkan pada era kekinian, muncul lagi ungkapan yang membuat lebih miris. Sebut saja misalnya, sistem pendidikan yang dzalim maupun sekolah sebagai tempat pembelian kurikulum. Hal ini memang tidak lepas dari sistem pendidikan yang kurang memberi ruang yang nyaman bagi anak didik untuk belajar.
Atas dasar inilah, dimana sekolah sudah bukan lagi tempat belajar yang nyaman, beberapa komunitas di Kota Malang membentuk Sekolah Dolan. Sekolah ini mengusung sistem pembelajaran alternatif dengan menempatkan kenyamanan sebagai unsur utama. Meski terkesan longgar dan bebas, sekolah ini tetap mengedepankan pembentukan karakter sekaligus memberi kesempatan legal untuk studi lanjutan anak didik.
Berikut penuturan Wiwik Yuwono, penggagas Sekolah Dolan sekaligus penasihat Asahpena (asosiasi homeschooling dan pendidikan alternatif) Malang ini, kepada Mas Bukhin dan fotografer Hayu Yudha Prabawa dari KORAN PENDIDIKAN.
Mengusung nama Sekolah Dolan (dari bahasa jawa yang berarti bermain –red), apa sebenarnya ruh dari pendirian lembaga ini?
Nama dolan itu dipilih untuk menggambarkan sebuah kenyamanan dalam satu proses belajar. Karena memang ruh dari Sekolah Dolan adalah satu sistem pendidikan alternatif yang memberikan suasana belajar yang nyaman, bukannya sistem belajar yang mengharuskan anak didik duduk manis dan terbebani kurikulum.
Apakah kenyamanan itu diwujudkan dalam bentuk dolan?
Secara harfiah, ya, unsur bermain di sekolah ini memang besar. Terutama bagi anak didik di usia sekolah kelas 1, 2, dan 3 pada sekolah dasar. Namun makna dolan di sini tentu bukan semata bermain saja, tetap ada suasana belajar di sana. Intinya tetap belajar, namun suasananya yang dibuat senyaman mungkin bagi anak didik, salah satunya dengan bermain (dolan).
Seperti apa dolan ini menjadi satu media yang efektif untuk belajar?
Bagi kami, metode dolan itu lebih efektif untuk memberikan materi pembelajaran bagi anak didik, pada mata pelajaran apapun. Melalui proses seperti ini, sebuah pemahaman tidak diterima dalam bentuk teori yang tertulis dimana itu hampir mematikan kreativitas. Setiap pemahaman akhirnya diterima melalui proses alami dan anak didik bisa belajar itu secara langsung dari kehidupannya. Bukan dari satu proses yang dipaksakan.
Sebenarnya keberadaan Sekolah Dolan ini untuk siapa? Pada anak didik yang seperti apa?
Seperti saya ungkap di awal, Sekolah Dolan merupakan salah satu alternatif pilihan sistem pendidikan. Ini bisa dimaknai bahwa Sekolah Dolan mencoba mengakomodasi pada apa yang tidak bisa dipenuhi dan diterima anak didik dari pendidikan formal. Jadi untuk peruntukkannya, Sekolah Dolan itu untuk siapa saja yang ingin mendapatkan itu. Bukan saja bagi anak didik, para guru dan orang tua juga punya kesempatan yang sama untuk belajar di sini.itu
Kalau saat ini, siapa saja anak didik di Sekolah Dolan ini?
Saat ini tidak kurang dari 20 anak didik. Ada yang baru pada jenjang sekolah dasar, ada pula yang sudah setingkat SMP dan SMA. Selain itu ada pula anak didik yang berkebutuhan khusus. Istilah yang biasa kami gunakan, Sekolah Dolan ini merupakan wahana anak homeschooling, afterschooling, dan unschooling untuk berkumpul dan belajar.
Bukannya konsep dasar dari home schooling itu melibatkan peran besar orang tua?
Tetap, peran orang tua di Sekolah Dolan itu tetap besar. Orang tua tidak sekadar mengantar anaknya untuk sekolah. Tapi sudah turut mendampingi bermain, mengusulkan kurikulum pembelajaran, sampai turut membantu aneka bentuk kegiatan anak didik. Jadi misalkan suatu saat orang tua merasa dirinya mampu untuk mendidik anaknya sendiri, mereka bisa melakukannya di rumah. Dan sebenarnya Sekolah Dolan juga menjadi bagian dari homeschooling.
Maksudnya?
Homeschooling itu ada tiga; homeschooling tunggal itu yang menempatkan orang tua sebagai pendidik utama di rumah. Ada homeschooling majemuk dimana beberapa orang tua berkumpul untuk saling medidik anak. Biasanya masing-masing orang tua memiliki kemampuan pada mata pelajaran tertentu. Terakhir ada homeschooling komunitas, ini yang metodenya dijalankan oleh Sekolah Dolan.
Lalu afterschooling dan unschooling itu seperti apa?
Bagi anak-anak yang sudah menempuh pendidikan formal, usai kegiatan pembelajaran mereka bisa menambah materi alternatif di Sekolah Dolan. Ini yang disebut sebagai afterschooling. Begitu juga bagi anak-anak yang tidak mau bersekolah di sekolah formal (unschooling), seperti anak jalanan, bisa di sini.
Bila dikaitkan dengan bentuk pendidikannya yang non formal, bagaimana metode belajar di Sekolah Dolan ini yang bisa mengakomodasi kebutuhan di sekolah formal?
Ya, tetap saja, kami tetap memberikan materi pembelajaran yang dibutuhkan anak-anak untuk menempuh pendidikan formal. Bedanya ada pada pendekatan cara belajar saja. Seperti tadi saya kemukakan, untuk anak seusia kelas 1, 2, dan 3 SD, metodenya lebih banyak pada bermain. Pada usia di atasnya, kami juga beri fokus pembelajaran pada materi yang diujikan dalam ujian nasional. (*)
Komunitas Sekolah Dolan
Sekolah Dolan merupakan komunitas serta wahana belajar dan berkumpul bagi anak-anak home schooling, after schooling, maupun unschooling. Komunitas ini sudah ada sejak 2007 oleh penggerak asosiasi home schooling dan pendidikan alternatif (asah pena). Setelah asah pena Malang diresmikan pada Maret, komunitas Sekolah Dolan terus berkembang. Terlebih dalam dunia maya, komunitas ini sudah dikenal luas.
Media pembelajaran pada Sekolah Dolan diadopsi dari kurikulum nasional dan internasioal yang relevan dengan perkembangan zaman, serta potensi masing-masing anak yang unik. Untuk mendukung hal ini, materi pembelajaran terus diperbarui dengan mencari materi baru di internet. Media ini juga menjadi fasilitas pendukung pembelajaran sekaligus melayani pertanyaan dan konsultasi jarak jauh.
Saat ini, komunitas Sekolah Dolan mendukung berbagai bentuk penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa S1, S2, dan S3, mulai dari Jakarta hingga Ambon. Selain itu Sekolah Dolan juga menjalin kerjasama dengan beberapa instansi seperti BPPLSP regional IV, PLS Kota Malang, Fakultas PLS Universitas Negeri Surabaya, SKB, dan PKBM Kota Malang.
Paling akhir, pada 2009 ini Sekolah Dolan terpilih menjadi contoh penerapan kurikulum inovatif tingkat nasional oleh Pusat Kurikulum (Puskur). Menurut Seto Mulyadi, komunitas Sekolah Dolan cocok untuk orang tua yang menghargai perkembangan potensi dan keunikan anak. Informasi tentang Sekolah Dolan, bisa dengan mengunjungi http://sekolahdolan.blip.tv, http://sekolahdolan.org, atau langsung ke camp di Perum Vila Bukit Tidar AA 209 Telepon (0341)559763. (*)
Wiwik Yuwono dan Lukman Hakim ( DPW Asahpena Malang )
Dunia pendidikan pernah dihenyakkan oleh satu ungkapan satire; Sekolah itu Candu. Bila dikaitkan pada era kekinian, muncul lagi ungkapan yang membuat lebih miris. Sebut saja misalnya, sistem pendidikan yang dzalim maupun sekolah sebagai tempat pembelian kurikulum. Hal ini memang tidak lepas dari sistem pendidikan yang kurang memberi ruang yang nyaman bagi anak didik untuk belajar.
Atas dasar inilah, dimana sekolah sudah bukan lagi tempat belajar yang nyaman, beberapa komunitas di Kota Malang membentuk Sekolah Dolan. Sekolah ini mengusung sistem pembelajaran alternatif dengan menempatkan kenyamanan sebagai unsur utama. Meski terkesan longgar dan bebas, sekolah ini tetap mengedepankan pembentukan karakter sekaligus memberi kesempatan legal untuk studi lanjutan anak didik.
Berikut penuturan Wiwik Yuwono, penggagas Sekolah Dolan sekaligus penasihat Asahpena (asosiasi homeschooling dan pendidikan alternatif) Malang ini, kepada Mas Bukhin dan fotografer Hayu Yudha Prabawa dari KORAN PENDIDIKAN.
Mengusung nama Sekolah Dolan (dari bahasa jawa yang berarti bermain –red), apa sebenarnya ruh dari pendirian lembaga ini?
Nama dolan itu dipilih untuk menggambarkan sebuah kenyamanan dalam satu proses belajar. Karena memang ruh dari Sekolah Dolan adalah satu sistem pendidikan alternatif yang memberikan suasana belajar yang nyaman, bukannya sistem belajar yang mengharuskan anak didik duduk manis dan terbebani kurikulum.
Apakah kenyamanan itu diwujudkan dalam bentuk dolan?
Secara harfiah, ya, unsur bermain di sekolah ini memang besar. Terutama bagi anak didik di usia sekolah kelas 1, 2, dan 3 pada sekolah dasar. Namun makna dolan di sini tentu bukan semata bermain saja, tetap ada suasana belajar di sana. Intinya tetap belajar, namun suasananya yang dibuat senyaman mungkin bagi anak didik, salah satunya dengan bermain (dolan).
Seperti apa dolan ini menjadi satu media yang efektif untuk belajar?
Bagi kami, metode dolan itu lebih efektif untuk memberikan materi pembelajaran bagi anak didik, pada mata pelajaran apapun. Melalui proses seperti ini, sebuah pemahaman tidak diterima dalam bentuk teori yang tertulis dimana itu hampir mematikan kreativitas. Setiap pemahaman akhirnya diterima melalui proses alami dan anak didik bisa belajar itu secara langsung dari kehidupannya. Bukan dari satu proses yang dipaksakan.
Sebenarnya keberadaan Sekolah Dolan ini untuk siapa? Pada anak didik yang seperti apa?
Seperti saya ungkap di awal, Sekolah Dolan merupakan salah satu alternatif pilihan sistem pendidikan. Ini bisa dimaknai bahwa Sekolah Dolan mencoba mengakomodasi pada apa yang tidak bisa dipenuhi dan diterima anak didik dari pendidikan formal. Jadi untuk peruntukkannya, Sekolah Dolan itu untuk siapa saja yang ingin mendapatkan itu. Bukan saja bagi anak didik, para guru dan orang tua juga punya kesempatan yang sama untuk belajar di sini.itu
Kalau saat ini, siapa saja anak didik di Sekolah Dolan ini?
Saat ini tidak kurang dari 20 anak didik. Ada yang baru pada jenjang sekolah dasar, ada pula yang sudah setingkat SMP dan SMA. Selain itu ada pula anak didik yang berkebutuhan khusus. Istilah yang biasa kami gunakan, Sekolah Dolan ini merupakan wahana anak homeschooling, afterschooling, dan unschooling untuk berkumpul dan belajar.
Bukannya konsep dasar dari home schooling itu melibatkan peran besar orang tua?
Tetap, peran orang tua di Sekolah Dolan itu tetap besar. Orang tua tidak sekadar mengantar anaknya untuk sekolah. Tapi sudah turut mendampingi bermain, mengusulkan kurikulum pembelajaran, sampai turut membantu aneka bentuk kegiatan anak didik. Jadi misalkan suatu saat orang tua merasa dirinya mampu untuk mendidik anaknya sendiri, mereka bisa melakukannya di rumah. Dan sebenarnya Sekolah Dolan juga menjadi bagian dari homeschooling.
Maksudnya?
Homeschooling itu ada tiga; homeschooling tunggal itu yang menempatkan orang tua sebagai pendidik utama di rumah. Ada homeschooling majemuk dimana beberapa orang tua berkumpul untuk saling medidik anak. Biasanya masing-masing orang tua memiliki kemampuan pada mata pelajaran tertentu. Terakhir ada homeschooling komunitas, ini yang metodenya dijalankan oleh Sekolah Dolan.
Lalu afterschooling dan unschooling itu seperti apa?
Bagi anak-anak yang sudah menempuh pendidikan formal, usai kegiatan pembelajaran mereka bisa menambah materi alternatif di Sekolah Dolan. Ini yang disebut sebagai afterschooling. Begitu juga bagi anak-anak yang tidak mau bersekolah di sekolah formal (unschooling), seperti anak jalanan, bisa di sini.
Bila dikaitkan dengan bentuk pendidikannya yang non formal, bagaimana metode belajar di Sekolah Dolan ini yang bisa mengakomodasi kebutuhan di sekolah formal?
Ya, tetap saja, kami tetap memberikan materi pembelajaran yang dibutuhkan anak-anak untuk menempuh pendidikan formal. Bedanya ada pada pendekatan cara belajar saja. Seperti tadi saya kemukakan, untuk anak seusia kelas 1, 2, dan 3 SD, metodenya lebih banyak pada bermain. Pada usia di atasnya, kami juga beri fokus pembelajaran pada materi yang diujikan dalam ujian nasional. (*)
Komunitas Sekolah Dolan
Sekolah Dolan merupakan komunitas serta wahana belajar dan berkumpul bagi anak-anak home schooling, after schooling, maupun unschooling. Komunitas ini sudah ada sejak 2007 oleh penggerak asosiasi home schooling dan pendidikan alternatif (asah pena). Setelah asah pena Malang diresmikan pada Maret, komunitas Sekolah Dolan terus berkembang. Terlebih dalam dunia maya, komunitas ini sudah dikenal luas.
Media pembelajaran pada Sekolah Dolan diadopsi dari kurikulum nasional dan internasioal yang relevan dengan perkembangan zaman, serta potensi masing-masing anak yang unik. Untuk mendukung hal ini, materi pembelajaran terus diperbarui dengan mencari materi baru di internet. Media ini juga menjadi fasilitas pendukung pembelajaran sekaligus melayani pertanyaan dan konsultasi jarak jauh.
Saat ini, komunitas Sekolah Dolan mendukung berbagai bentuk penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa S1, S2, dan S3, mulai dari Jakarta hingga Ambon. Selain itu Sekolah Dolan juga menjalin kerjasama dengan beberapa instansi seperti BPPLSP regional IV, PLS Kota Malang, Fakultas PLS Universitas Negeri Surabaya, SKB, dan PKBM Kota Malang.
Paling akhir, pada 2009 ini Sekolah Dolan terpilih menjadi contoh penerapan kurikulum inovatif tingkat nasional oleh Pusat Kurikulum (Puskur). Menurut Seto Mulyadi, komunitas Sekolah Dolan cocok untuk orang tua yang menghargai perkembangan potensi dan keunikan anak. Informasi tentang Sekolah Dolan, bisa dengan mengunjungi http://sekolahdolan.blip.tv, http://sekolahdolan.org, atau langsung ke camp di Perum Vila Bukit Tidar AA 209 Telepon (0341)559763. (*)
Label:
homeschooling di Malang
February 3, 2009
Oleh-oleh Vidya dari Australia
Desember 2008
Vidya salah seorang anggota Hs Kami mengikuti program Home Stay di negeri kanguru...
ber 45 orang dari beberapa kota di Tanah air mencoba untuk tinggal di beberapa tempat di negeri tersebut...
Kebetulan Vidya tinggal di rumah keluarga Gerry yang memiliki 1 orang anak bernama Luke yang sepantaran dengan Vidya....
Berbagai tempat bersejarah atau tempat wisata mereka kunjungi... namun kesehariannya lebih diutamakan untuk memperdalam bahasa dan mengenal budaya di sana....
Cerita lebih lengkap lagi disusun sendiri oleh Vidya..... dalam bukunya..
semoga bisa segera selesai
Mohon doa restunya
February 1, 2009
PANEN JAMUR 1
Januari 2009 ini Komunitas kami cukup gembira....
karena kami Panen jamur...... Tiram putih...
memang sebenarnya Budidaya Jamur Tiram Putih sekolah Dolan tiap hari panen...
namun baru pada akhir semester kami... bisa kunjungi langsung ke lokasi yang memang jaraknya cukup jauh dari camp kami....
kunjungan ke kumbung ( nama rumah gubug tempat budidaya jamur ) kami manfaatkan untuk sekalian melihat proses pembuatan log dan pemberian bibit...
Jamur tiram yang kita panen kita buat crispy jamur..... yang tentunya rasanya sangat lezat
pada kesempatan lain kami juga memberikan pelatihan pembuatan & Usaha keripik jamur Tiram putih di di beberapa tempat.
karena kami Panen jamur...... Tiram putih...
memang sebenarnya Budidaya Jamur Tiram Putih sekolah Dolan tiap hari panen...
namun baru pada akhir semester kami... bisa kunjungi langsung ke lokasi yang memang jaraknya cukup jauh dari camp kami....
kunjungan ke kumbung ( nama rumah gubug tempat budidaya jamur ) kami manfaatkan untuk sekalian melihat proses pembuatan log dan pemberian bibit...
Jamur tiram yang kita panen kita buat crispy jamur..... yang tentunya rasanya sangat lezat
pada kesempatan lain kami juga memberikan pelatihan pembuatan & Usaha keripik jamur Tiram putih di di beberapa tempat.
Kamis minggu ke 2 Januari 2009
Kami sepakat melakukan kegiatan belajar di halaman Rektorat UIN (Universitas Islam Negeri) Malang, Suasana yang rindang dan cuaca yang sejuk.... begitu bersahabat dengan kami.
Game... tentang profesipun kami coba lakukan bersama anggota komunitas... masing masing membawa lkertas karton yang bertuliskan profesi/pekerjaan... dan kami coba lontarkan beberapa pertanyan yang menjadi ciri-ciri dari profesi-profesi tsb. baik dalam bahasa Indonesia.. ataupun terkadang juga In English.... 2 anak yang menebak saling duluan untuk berlari memegang tangan yang memegang profesi yang tertulis di karton...
Hingga semua faham dan mendapatkan giliran...
Dolan ke Sawah
Untuk mengetahui proses penanaman padi anak-anak Komunitas berkesempatan ke Sawah... bersama sama petani membersihkan rumput di sawah hingga ikut brujul ( mengolah tanah ).
Pak Tani yang kebetulan masih tetangga salahsatu tutor kami begitu senang akan kedatangan anggota komunitas... kami semua nyemplung ke sawah sehingga pakaian dan celana kami penuh dengan bletokan...
Miss.. Endah menerangkan bagaimana proses seorang petani mempersiapkan garu dan sapinya untuk mulai mengolah sawah... garu yang demikian berat harus dipikul ke lokasi sawah.... hingga menanam bibit dan merawatnya hingga panen....
Pak Tani yang kebetulan masih tetangga salahsatu tutor kami begitu senang akan kedatangan anggota komunitas... kami semua nyemplung ke sawah sehingga pakaian dan celana kami penuh dengan bletokan...
Miss.. Endah menerangkan bagaimana proses seorang petani mempersiapkan garu dan sapinya untuk mulai mengolah sawah... garu yang demikian berat harus dipikul ke lokasi sawah.... hingga menanam bibit dan merawatnya hingga panen....
Percobaan
Bulan Januari 2009 ini anak-anak komunitas Sekolah dolan banyak melakukan kegiatan percobaan yang di lakukan dengan referensi buku sains yang baru dibeli....
Mohon Maaf tidak UPdate blog
Mohon Maaf Sejak Desember 2008 Blog Kami tidak ter Update .... hal ini dikarenakan kami lagi proses perbaikan jaringan internet di Komunitas kami.... untuik itu bagi pengunjung blog... kami mohon maaf...
Insya Allah mulai Februari ini akan kami usahakan untuk update lagi
terima kasih
Pengelola Sekolah Dolan
Insya Allah mulai Februari ini akan kami usahakan untuk update lagi
terima kasih
Pengelola Sekolah Dolan
Subscribe to:
Posts (Atom)